Setelah 6 tahun pencarian pun belum kunjung dipertemukan... Namun ada kemajuan...
6 tahun yang lalu, selepas masa idah ibu saya, kakak saya mengajak kami serumah (ibu saya dan 3 putranya yg waktu itu semuanya belum menikah, yg putri laris manis hehe) untuk ziarah jawa tengah dan jawa timur, juga mengunjungi mbah saya di Lasem. Kakak saya ingin menghibur kami terutama ibu yang tentu masih kehilangan selepas ditinggal Bapak. Jadilah kami bermepat melakukan perjalanan panjang menggunakan Espass peninggalan Bapak...
Perjalanan yang sangat tenang, sangat membahagiakan, dan teramat berarti karena kami berempat jadi terikat jauh lebih dekat selaqma perjalanan. Saat berangkat kami mengambil jalur pantura, dan pulangnya lewat jalur Selatan. Selain berziarah kami juga mencari rumah-rumah saudara yang lama tak berhubungan. Ada kepuasan tersendiri melihat wajah Ibu yang begitu bahagia karena di Tuban kami berhasil menemukan rumah salah satu kerabat. Tapi yang paling hebat adalah saat kami berhasil mengantar Ibu ke Bangilan, tempat penuh kenangan Ibu semasa kecil, kereta tengah hutannya, lapangan dekat stasiun, K Misbah dengan karangan-karangannya.... Bayangkan karena kami berhasil membawa Ibu kesana setelah terbentang jarak 24 tahun dari kunjungan Ibu yang terakhir... Tentu tempatnya sudah jauh berbeda, namun meski butuh waktu beberapa menit untuk mempercayai itu Ibu, seperti Ibu yang waktu itu juga masih setengah percaya bisa ketempat itu lagi, tapi akhirnya keharuan yang luar biasa yang ada di depan mata kami. Apa lagi yang bisa mewakili perasaan mereka setelaah puluhan tahun tidak bertemu selain tangis... Apa lagi yang bisa menggambarkan keharuan dan kepuasan kami selain tangis...
Namun cerita sebenanrnya adalah saat perjalanan pulang, setiba Sragen, beberapa kilometer dari perbatasan Jawa Tengah Jawa Timur, di tengah hujan lebat, mobil kami mogok sementara matahari hampir terbenam. Keadaan makin mendesak karena waktu itu uang kami hanya tersisa sedikit untuk perjalanan pulang sedang ATM ketinggalan... Saya lupa kerusakan apa waktu itu yang pasti uang kami tak cukup untuk membeli saprepartnya... Tapi kami dikenalkan dengan seseorang tehnisi traktor yang wktu itu berjuang keras membantu kami. Waktu itu dia mengantar kami mencarikan sparepart tapi toko tutup semua... Setelah berjam-jam, Di saat kami semua sudah pasrah dan akan pulang naik bus, orang itu belum juga putus asa dan terus mencari cara, sampai akhirnya mobil kami nyala... Saya ingat sekali pesannya, "InsyaAlloh sampai Purworejo, tapi harus segera diganti ya disana..."
Entah saking girangnya atau apa, waktu itu setelah memberikan amplop dengan uang yang sangat sedikit, karena uang kami hampir habis, dan setelah berterima kasih kami segera meluncur pulang... Kami bahkan lupa belum sempat tahu namanya apalagi nomer handphonenya...
Selama 6 tahun ini beberapa kali kakak saya dalam perjalanannya ke Jawa Timur, berusaha mencari tempat mogok dulu tapi tidak ketemu. Barulah hari ini, ketika Ibu ikut, beliau masih sangat ingat tempatnya. Tempat mogok itu berhasil ditemukan, tapi ketika kami masuk ke desa mencari-cari rumah orang terssebut ccukup lama belum juga ketemu. Ada perasaan kecewa yang sangat besar, setelah 6 tahun kami belum juga berhasil menemukannya... Apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Banyak sekali pertanyaan di benak saya khususnya... Tapi ada sedikit kemajuan, mungkin lain kali Alloh akan menghendaki kami bertemu... Aamiiin...
Perjalanan pulang dengan sedikit kecewa, sepertinya harus mampir di Jogja, karena hawa Jogja seringkali menyembuhkan berbagai kesedihan
No comments:
Post a Comment